Posts

Showing posts from October, 2018

Komandan Unterseeboot yang selamat setelah perang berakhir (Vol. 1)

Unterseeboot adalah sebutan bagi kapal selam Jerman semasa Perang Dunia Pertama dan Kedua. Secara leksikal artinya adalah 'kapal bawah laut'. Di dalam bahasa Inggris, Unterseeboot disebut dengan U-Boat. Angkatan Laut Jerman memang telah mengenal keberadaan kapal selam sejak tahun 1465, yakni ketika seorang perancang kapal dari Nuremberg membuat rencana pembuatan kapal yang memiliki kemampuan untuk beroperasi di bawah permukaan air (menyelam). Namun, tidak seorang pun yang menganggapnya serius selama kurang/lebih separuh millennium. Hingga tiba waktunya Sebastian Wilhelm Valentin Bauer, perancang kapal dari Bayern, memperkenalkan kapal selam hasil kreasinya, Brandtaucher. Gagasan Bauer ditindaklanjuti oleh Vogel (1870) dan selanjutnya Howaldt (1891). Pada masa itu kapal selam belum mampu memenuhi kebutuhan militer sehingga pihak angkatan laut tidak berminat. Memasuki abad ke-19, Gustav Zede merancang sebuah kapal selam yang diberi nama Forelle . Desain kapal tersebut mengado

Pemberontakan La Matanza 1932

Istilah " La Matanza " merujuk pada pemberontakan yang yang terjadi di daerah-daerah barat negara El Salvador sebagai reaksi terhadap tindakan pemerintah yang represif. El Salvador kala itu dipimpin oleh Maximiliano Hernandez Martinez. Pada bulan Januari 1932, satu bulan setelah Martinez diangkat sebagai kepala negara El Salvador oleh pihak militer, sejumlah pemimpin pemberontak, termasuk pendiri Partai Komunis, Agustin Farabundo Marti, menggalang gerakan dengan menghimpun para petani penyewa dan buruh pemetik kopi untuk melakukan revolusi dengan tuntutan agar pemerintah memperbaiki kondisi sosial-ekonomi. Mereka melakukan pemberontakan dengan berbekal senjata sederhana, seperti machete dan alat-alat untuk bertani.  Dengan kekuatan tersebut, mereka ternyata tidak mampu menghadapi tekanan dari pihak militer yang memiliki persenjataan lebih lengkap. Pergolakan berlangsung selama tiga hari dan di dalam waktu tersebut pemerintah melancarkan serangan balasan yang mengakibatkan ri

Pelopor karya sastra berbahasa Inggris di Afrika

Karya-karya sastra, baik fiksi maupu nonfiksi,  berbahasa Inggris pertama yang ditulis oleh para sastrawan Afrika berkembang sejak dekade 1950an, khususnya di Afrika Barat setelah berakhirnya era kolonial. Para penulis pada waktu itu menitikberatkan tema atau pembahasan mengenai penafsiran kembal sejarah bangsa Afrika dari sudut pandang tempatan (indigenous point of view) guna mengingatkan kembali akan identitas masa lalu benua tersebut. Novel " Things Fall Apart " (1958) karya Chinua Achebe menceriterakan tentang disintegrasi sebuah masyarakat pedesaan sebagai akibat dari masuknya budaya Barat. Karya selanjutnya yang memuat tema serupa adalah " The Palm-Wine Drunkard " (1952) karya Amos Tutuola. Setelah bangsa-bangsa Afrika beranjak melepaskan diri dari belenggu penjajahan bangsa Eropa, penekanan kesusastraaan di Afrika Barat mengalami perubahan dari keterbelengguan pada masa lalu menuju sebuah konfrontasi dengan masa kini. Wole Soyinka (penulis " The Swamp D